Rabu, 11 November 2009

Karakteristik Tim Efektif

Dan berpeganglah kamu kepada tali Allah dengan berjamaah dan janganlah kamu
berpecah-belah, dan ingatlah kamu dahulu bermusuh-musuhan (pada masa jahiliyah), kemudian Allah
mempersatukan hati-hatimu. (QS. Ali Imran: 130)

Dalam terminologi manajemen, membangun kebersamaan disebut dengan team building. Efektifitas tim diukur dengan menghitung berapa banyak sumber daya orang (human resources), material (materials resources), uang (financial resources) dengan pencapaian waktu yang digunakan tim untuk bergerak dalam mencapai tujuannya.

Karakteristik Teamwork Efektif
Ada 10 karakteristik teamwork yang efektif (khoshoishu al-'amal al-jama'i al-muatsir). Salah satu tidak bisa disebut kurang penting dari yang lainnya.
10 komponen tersebut meliputi :

1. Prinsip, Tujuan, dan Sasaran (Mabda', Ghoyah, Ahdaf)
Tim efektif sangat dipengaruhi adanya prinsip (value), tujuan dan sasaran yang jelas. Sehingga secara sadar anggota tim disatukan oleh kebersamaan misi dan membangun komitmen bersama. Semua anggota tim mengerti dan menyetujui tujuan dan sasaran tim. Sesudah itu mereka mau bekerja sama untuk memenuhi hal tersebut. Dengan begitu, pengelolaan modal dan energi lebih terarah. Terjadi sinergi dan perubahan.

2. Keterbukaan dan Konfrontasi (Salamatush Shadr wa Tabayyun)
Tim efektif sangat dipengaruhi adanya keterbukaan dan saling mempercayai antar anggota tim. Semua anggota mendapatkan informasi yang sama dari akses yang sama pula. Anggota tim bebas untuk mengeluarkan ide-idenya. Eksperimen dan kreativitas selalu digiatkan. Anggota lainnya wajib menolong jika ide tersebut berguna.
Tanpa itu, banyak orang yang punya gagasan cemerlang tetapi sia-sia. Orang tidak dapat mendeteksi perbedaan pendapat. Yang terlihat hanya pekerjaan tidak lancar.

3. Dukungan dan Kepercayaan (Ta'yid wa Tsiqoh)
Tim efektif sangat dipengaruhi adanya dukungan dan kepercayaan antara seluruh anggota tim. Pemimpin tidak akan dapat menyelesaikan programnya sendiri. Pemimpin yang lemah sekalipun, bila diberi dukungan, loyalitas dan komitmen bersama, niscaya akan sukses.
Lemahnya dukungan menyebabkan para anggota tim menganggap tidak ada masalah. Atau malah terlalu banyak tuduh-menuduh, lempar tangan sembunyi kaki.

4. Kerjasama, Komunikasi dan Konflik (Ukhuwah)
Tim efektif sangat dipengaruhi adanya kerjasama, komunikasi dan konflik. Komunikasi adalah link (pengait) antarsesama anggota kelompok. Kemampuan menggunakan komunikasi yang efektif dengan sarana yang ada sangat diperlukan. Konflik akan selalu ada dalam hidup, ketika lebih dari satu orang berkumpul. Adanya ketidaksepakatan asymmetry perception dan asymmetry information adalah awal konflik. Masalahanya, bagaimana mengelola konflik menjadi rahmat dan tidak merusak keutuhan tim, dengan konsensus yang bersifat konstruktif dan menerapkan pendekatan menang-menang (win-win approach). Tanpa perbedaan dan konflik kehidupan tidak akan kontras dan semua menjadi yes man!.

5. Prosedur Kerja dan Keputusan yang Layak (al-Hayatul Munadzom wa Ihsanul Qoror)
Tim akan efektif mencapai tujuan ketika anggota tim selalu mendukung keputusan serta menjalankan prosedur (SOP) dan pengawasan yang dibuat bersama.
Tim tidak akan efektif ketika keputusan dibuat pada level yang tidak tepat. Akibatnya, ada orang merasa sakit hati karena keputusan yang tidak sreg dengannya, walaupun itu hasil musyawarah bersama sekalipun.

6. Kepemimpinan yang Layak (al-Qiyadah al-Ahliyah wa Kamiyah)
Kepeminpinan diri (personal leadership) lebih utama dibanding pemimpin formal yang qualified (al-ahliyah). Maka, tim perlu pemimpin yang punya prinsip kuat (principle centre leadership).
Anggota tim perlu saling berbagi peran dalam kepemimpinan. kepemimpinan tim di setiap fase dan proyek hendaknya didelegasikan kepada anggota yang ahli dan berpengalaman. Fungsi kepemimpinan dalam tim harus ilihat dari kompetensi seseorang, bukan dari titel, otoritas, dan senioritas. Ada tipe pemimpin suka menyimpan kesalahan-kesalahan masa lalu bawahan atau sejawat. Karenanya, para pendendam jangan sampai memegang jalur komando.

7. Review Kerja dan Program secara Reguler (Nadzrotul 'Amal al-Istimroriyah)
Tim yang efektif harus selalu mengevaluasi fungsi proses yang sudah dilakukan secara reguler, mamu memecahlan masalah, dan membuat keputusan dengan baik.
Tim tidak efektif ketika pendapat orang lain atau umpan balik kurang diterima. Banyak bekerja, tetapi sedikit kesempatan untuk berfikir. Prosedur kerja sering monoton dan membosankan. Tidak ada review SOP untuk kegiatan, terutama kegiatan yang rutin.
Maka, berikan waktu untuk mempertimbangkan segenap gagasan yang mengalir dan melihat kebelakang sejenak.

8. Pengembangan Individu (at-Tarbiyah wa Tathwir al-Afrad)
Tim akan bekerja secara efektif jika selalu mengelola peningkatan penghargaan individu (individual self esteem). Kegiatan tim tiak hanya berfokus pada hasil tapi juga pada proses dan isi.
Tim tidak efektif jika kesempatan anggota untuk berkembang kurang diciptakan. Program pengembangan anggota tidak dibuat atau diprogram dengan baik. Banyak tugas di luar kemampuan staf (under competency). Sehingga hasilnya kurang sempurna. Lebih parah lagi jika yang pintar hanya atasan.
Keragaman latar belakang dan kemampuan anggota tim memberi warna kepada tim. Semakin besar keragaman yang ada (keahlian, pengetahuan, dan pengalaman) akan semakin banyak tugas-tugas yang dapat ditangani.

9. Hubungan Antar Kelompok (Sosial)
Tim akan efektif jika memiliki kemampuan untukberhubungan dengan lingkungan, baik dengan para atasan (melobi), dengan tim lain (sosialisasi dan share) dan lingkungan perusahaan (adaptasi). Kurang kerjasama dengan kelompok lain akan menyebabkan kerjasama kurang menggairahkan.
Jika komponen ini lemah, maka kerjasama dengna kelompok lain akan berantakan dan gagal. Akibatnya, tim tersebut sering hanya menjadi jago kandang. Ide dari luar tim tidak digunakan karena terlalu bangga dengan tim.

10. Ikatan Hati secara Sinergi (Ta'liful Qulub)
Tim akan efektif jika semua anggotanya memiliki ikatan hati dengan baik, bahkan secara sinergi mempunyai tanggung jawab moral untuk saling menasihati dan mencapai keberhasilan bersama. Tim pada masa depan memiliki tumpuan utama pada kredibilitas moral anggotanya.
Tim tidak efektif jika mereka saling menjatuhkan. Tidak adanya ikatan hati (moral) dan sifat saling membantu secara sinergi dalam berbagai hal.

0 komentar:

Posting Komentar